Siapa yang suka sneaker, boot, jaket, celana jeans atau polo shirt
gan? Nih gue ada cerita yang mungkin bisa menggugah lo untuk mulai
berpikir dua kali dalam membeli apparel. Setiap brand yang gue ceritain
di sini punya latar belakang kultur tersendiri. Semuanya memang
bersinggungan terutama sama revolusi budaya musik. Yuk disimak :
1. Adidas
Adidas diciptakan tahun 1949 di Jerman oleh Adolf Dassler.
Ada 3 produknya yang sampai sekarang masih digandrungi bahkan
dikoleksi, sepatu Adidas Superstar, sepatu Adidas Samba, dan jaket
training Adidas Firebird.
a. Adidas Superstar
Adidas Superstar sebenarnya dibuat untuk bermain basket. Kebayang nggak solnya yang keras banget gitu buat maen basket? :P
Nah,
jenis musik yang paling deket sama basket adalah rap, si Superstar ini
mulai jadi ikon fashion musik sejak grup rap legendaris, RUN DMC,
memakai sepatu Adidas Superstar putih tanpa tali dengan lidah yang
dikeluarkan. Sejak itu, Adidas meracuni kultur musik dunia. Selain
rapper, gitaris metal sekelas Dave Mustaine dari Megadeath juga pake
adidas superstar warna putih. Adidas Superstar pada akhirnya masuk ke
hampir semua genre musik, bahkan Ian Brown dari Stone Roses dibuatin
Adidas Superstar versi Ian Brown.
b. Adidas Samba
Adidas
Samba adalah sepatu sepak bola versi Adidas awalnya. Solnya lentur
dengan lem yang super kuat, bikin sepatu ini super nyaman, lincah, tapi
tetep keren. Adidas Samba mengikuti kesuksesan sepatu Adidas Superstar.
Musisi
Inggris era Britpop 90an banyak yang pakai. Yang paling kelihatan
adalah Liam dan Noel Gallagher dari Oasis, Blur, dan deretan band-band
Britpop 90an yang sekarang sudah punah. Sampai sekarang, Adidas Samba
juga masih sepatu yang paling dicari dari katalog Adidas.
c. Jaket training Adidas Firebird
Di
tahun 90an, semua muda-mudi Jakarta itu pakai ini semua. Sekali lagi,
seiring meledaknya fenomena Britpop di Indonesia pada tahun 90an, yang
di Indonesia juga nggak mau ketinggalan nge-hip. Jaket ini dulu dipakai
sampai warnanya nggak jelas. Sekarang yang memakai sudah nggak sebanyak
dulu. Tapi buat kolektor, tetep dicari nih dan harganya tetap tinggi.
Jaket ini juga dipakai oleh geng-geng liar di Inggris, kebanyakan dari
mereka adalah hooligan yang seneng rusuh abis nonton bola.
http://www.youtube.com/watch?v=yoQ0zNF73rs&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=w968FiLlYJE
2. Fred Perry
Fred
Perry sebenernya adalah seorang petenis terkenal pada tahun 1940-an
dari Inggris. Namanya digunakan sebagai brand apparel tenis oleh
seseorang bernama Tibby Wegner, dialah yang
sebenernya menciptakan brand Fred Perry itu sendiri. Meskipun berasal
dari ide kaus tenis, seiring revolusi budaya musik atas kebosanan
anak-anak muda Inggris dengan musik TOP 40 pada tahun 60-an, muncul band
bernama The Who.
The
Who ingin merdeka dalam bermusik dan ber-attitude dengan gaya mereka
sendiri, melahirkan sebuah generasi subkultur baru (tau kan lagu The Who
yang berjudul “My Generation”).
Setelah
The Who, muncul The Jam dengan Paul Weller yang dianggap sebagai “The
Godfather of Mod”. Musisi mod senang berattitude liar di panggung,
mengenakan kaus Fred Perry, dan mengendarai vespa dengan mengenakan
jaket parka (sudah pada nonton film “Quadrophenia”?)
Baik
The Who yang kemudian dilanjutkan oleh The Jam, ternyata mewakili suara
hati kebanyakan remaja Inggris pada tahun nya, saking besarnya
pengaruhnya, bahkan Amerika sampai kecipratan.
Sejak itu,
muncullah apa yang dinamakan “mod”. Sebuah generasi pemuda hura-hura
yang liar tapi berpakaian rapi dan senang mengendarai vespa. Senang adu
jotos dan mabuk, tapi tidak lupa cari cuit di pagi harinya. Salah satu
pencetus munculnya punk di tahun 70an.
3. Dr. Marten
Boot
pada awalnya dibuat untuk para buruh pekerja di Eropa dan Amerika.
Didesain begitu kuat, tebal, dengan kualitas kulit yang luar biasa,
dimaksudkan untuk memfasilitasi para buruh agar dapat bekerja dengan
nyaman dan terlindung. Dr. Marten juga awalnya cuma bikin buat buruh gan, bukan sebagai ikon fashion.
Tapi
seiring revolusi budaya tetap bergulir, anak-anak muda yang nggak
pernah puas di daratan Eropa dan Amerika itu mulai mengenakan sepatu
boot sebagai rasa solidaritas mereka terhadap kaum buruh/pekerja yang
waktu itu tidak dihargai dan dipandang rendah (dimulai pada tahun
60-an).
Dari
anak Mod, skinhead sampe punker, semuanya memakai sepatu boot untuk
menunjukan jati diri mereka, dan kala itu brand boot yang terkenal
adalah, Dr. Marten. Hingga kini, koleksi boots Dr. Marten menjadi ikon fashion tersendiri dan justru laku keras dengan harga yang mahal.
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=tX2mkuepQSM
4. Chuck Taylor Converse
Yang
satu ini memang paling asik dipakai dengan celana jeans tipe skinny.
Nggak seperti yang udah gue sebutin di atas sebelumnya, Chuck Taylor Converse lebih pada American daripada British. Sudah terlalu banyak musisi kelas dunia yang pake sepatu Converse tipe Chuck Taylor ini.
Percaya
atau tidak, converse all star ini awalnya adalah sepatu basket. Kalo
melihat sepatu basket jaman sekarang, masih nggak percaya sepatu
converse all star chuck taylor bisa dibuat main basket (Apa nggak cepat
rusak yah?)
Saat James Dean mulai difoto pake sepatu Converse,
dunia baru sadar sama kerennya sepatu ini. Lebih meledak lagi ketika
bapak grunge dan generation X, Kurt Cobain pake sepatu ini saat manggung
atau di video klipnya.
Seiring
fenomena grunge meledak di 90-an, Indonesia pun tak luput terjangkiti.
Semua muda-mudi grunge Indonesia pasti rambutnya gondrong anti sisir,
pake baju flannel kotak-kotak, jeans skinny butut dan cenderung sobek,
serta sepatu converse chuck taylor. Ini udah kostum standar anak grunge
dunia.
Harganya cenderung murah di banding brand-brand di
atas, karena mungkin bahannya yang terbuat dari kanvas, dan bukan kulit.
Karakter sepatu Converse Chuck Taylor yang terkenal adalah, semakin
butut dan kumal, maka sepatu ini jadi lebih keren. Ditambah lem yang
selalu lepas dibagian patahan lekukan telapan kaki. Meninggal bentuk
tersendiri yang jadi legendaris. Sampe sekarang, Converse Chuck Taylor
dipake dari setiap strata sosial masyarakat Indonesia. Memang keren ini
sepatu.
http://www.youtube.com/watch?v=c3F2UcLm6ss
5. Levi's
Berasal dari Amerika, seorang bernama Levi Strauss
menciptakan denim pada tahun 1853. Levi’s adalah pelopor jeans pertama.
Serupa dengan sejarah boot, denim sebenarnya dibuat atau didesain untuk
para pekerja fisik. Dengan bahan fabric yang tebal dan tidak mudah
sobek, sangat cocok untuk aktivitas fisik.
Levi’s 501
adalah produk legendarisnya. Dan pada tahun 50-an dan 60-an, Levi’s
adalah celana denim popular di berbagai subkultur anak muda, termasuk
mod, rocker, hippies dan skinhead.
Nah
yang keren nih, saking fenomenalnya ini jeans, Levi’s menggunakan
lagu-lagu lama yang popular untuk tv-commercial-nya, mulai dari pop
sampe punk. Di antaranya, Eddie Cochran yang merupakan musisi penting di
balik lahirnya rock, terus ada Marc Bolan yang jadi pioneer musisi
glam-rock, dan punker Inggris yang cerdas, The Clash.
Berkat itu
semua, jeans Levi’s jadi diterima di semua genre musik … apapun itu.
Benar jadi kaya virus yang menjangkiti anak muda dengan subkultur-nya
yang unik.
Layaknya sepatu Converse, celana jeans yang
butut, kumal, dan sobek menjadi kekhasan tersendiri bagi para penggemar
denim Levi’s. Di Indonesia sendiri, penggemar Levi’s jangan ditanya
lagi, buanyaak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar