Selasa, 19 November 2013

5 Merek Favorit Anak Muda dan Sejarahnya

Siapa yang suka sneaker, boot, jaket, celana jeans atau polo shirt gan? Nih gue ada cerita yang mungkin bisa menggugah lo untuk mulai berpikir dua kali dalam membeli apparel. Setiap brand yang gue ceritain di sini punya latar belakang kultur tersendiri. Semuanya memang bersinggungan terutama sama revolusi budaya musik. Yuk disimak :

1. Adidas
Adidas diciptakan tahun 1949 di Jerman oleh Adolf Dassler. Ada 3 produknya yang sampai sekarang masih digandrungi bahkan dikoleksi, sepatu Adidas Superstar, sepatu Adidas Samba, dan jaket training Adidas Firebird.

a. Adidas Superstar 

Adidas Superstar sebenarnya dibuat untuk bermain basket. Kebayang nggak solnya yang keras banget gitu buat maen basket? :P
Nah, jenis musik yang paling deket sama basket adalah rap, si Superstar ini mulai jadi ikon fashion musik sejak grup rap legendaris, RUN DMC, memakai sepatu Adidas Superstar putih tanpa tali dengan lidah yang dikeluarkan. Sejak itu, Adidas meracuni kultur musik dunia. Selain rapper, gitaris metal sekelas Dave Mustaine dari Megadeath juga pake adidas superstar warna putih. Adidas Superstar pada akhirnya masuk ke hampir semua genre musik, bahkan Ian Brown dari Stone Roses dibuatin Adidas Superstar versi Ian Brown.


b. Adidas Samba
 
Adidas Samba adalah sepatu sepak bola versi Adidas awalnya. Solnya lentur dengan lem yang super kuat, bikin sepatu ini super nyaman, lincah, tapi tetep keren. Adidas Samba mengikuti kesuksesan sepatu Adidas Superstar.

Musisi Inggris era Britpop 90an banyak yang pakai. Yang paling kelihatan adalah Liam dan Noel Gallagher dari Oasis, Blur, dan deretan band-band Britpop 90an yang sekarang sudah punah. Sampai sekarang, Adidas Samba juga masih sepatu yang paling dicari dari katalog Adidas.

c. Jaket training Adidas Firebird

 Di tahun 90an, semua muda-mudi Jakarta itu pakai ini semua. Sekali lagi, seiring meledaknya fenomena Britpop di Indonesia pada tahun 90an, yang di Indonesia juga nggak mau ketinggalan nge-hip. Jaket ini dulu dipakai sampai warnanya nggak jelas. Sekarang yang memakai sudah nggak sebanyak dulu. Tapi buat kolektor, tetep dicari nih dan harganya tetap tinggi. Jaket ini juga dipakai oleh geng-geng liar di Inggris, kebanyakan dari mereka adalah hooligan yang seneng rusuh abis nonton bola.
http://www.youtube.com/watch?v=yoQ0zNF73rs&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=w968FiLlYJE

2. Fred Perry
 Fred Perry sebenernya adalah seorang petenis terkenal pada tahun 1940-an dari Inggris. Namanya digunakan sebagai brand apparel tenis oleh seseorang bernama Tibby Wegner, dialah yang sebenernya menciptakan brand Fred Perry itu sendiri. Meskipun berasal dari ide kaus tenis, seiring revolusi budaya musik atas kebosanan anak-anak muda Inggris dengan musik TOP 40 pada tahun 60-an, muncul band bernama The Who.

The Who ingin merdeka dalam bermusik dan ber-attitude dengan gaya mereka sendiri, melahirkan sebuah generasi subkultur baru (tau kan lagu The Who yang berjudul “My Generation”).

Setelah The Who, muncul The Jam dengan Paul Weller yang dianggap sebagai “The Godfather of Mod”. Musisi mod senang berattitude liar di panggung, mengenakan kaus Fred Perry, dan mengendarai vespa dengan mengenakan jaket parka (sudah pada nonton film “Quadrophenia”?)

Baik The Who yang kemudian dilanjutkan oleh The Jam, ternyata mewakili suara hati kebanyakan remaja Inggris pada tahun nya, saking besarnya pengaruhnya, bahkan Amerika sampai kecipratan.

Sejak itu, muncullah apa yang dinamakan “mod”. Sebuah generasi pemuda hura-hura yang liar tapi berpakaian rapi dan senang mengendarai vespa. Senang adu jotos dan mabuk, tapi tidak lupa cari cuit di pagi harinya. Salah satu pencetus munculnya punk di tahun 70an.


3. Dr. Marten
 Boot pada awalnya dibuat untuk para buruh pekerja di Eropa dan Amerika. Didesain begitu kuat, tebal, dengan kualitas kulit yang luar biasa, dimaksudkan untuk memfasilitasi para buruh agar dapat bekerja dengan nyaman dan terlindung. Dr. Marten juga awalnya cuma bikin buat buruh gan, bukan sebagai ikon fashion.

Tapi seiring revolusi budaya tetap bergulir, anak-anak muda yang nggak pernah puas di daratan Eropa dan Amerika itu mulai mengenakan sepatu boot sebagai rasa solidaritas mereka terhadap kaum buruh/pekerja yang waktu itu tidak dihargai dan dipandang rendah (dimulai pada tahun 60-an).

Dari anak Mod, skinhead sampe punker, semuanya memakai sepatu boot untuk menunjukan jati diri mereka, dan kala itu brand boot yang terkenal adalah, Dr. Marten. Hingga kini, koleksi boots Dr. Marten menjadi ikon fashion tersendiri dan justru laku keras dengan harga yang mahal.
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=tX2mkuepQSM

4. Chuck Taylor Converse
 Yang satu ini memang paling asik dipakai dengan celana jeans tipe skinny. Nggak seperti yang udah gue sebutin di atas sebelumnya, Chuck Taylor Converse lebih pada American daripada British. Sudah terlalu banyak musisi kelas dunia yang pake sepatu Converse tipe Chuck Taylor ini.

Percaya atau tidak, converse all star ini awalnya adalah sepatu basket. Kalo melihat sepatu basket jaman sekarang, masih nggak percaya sepatu converse all star chuck taylor bisa dibuat main basket (Apa nggak cepat rusak yah?)
Saat James Dean mulai difoto pake sepatu Converse, dunia baru sadar sama kerennya sepatu ini. Lebih meledak lagi ketika bapak grunge dan generation X, Kurt Cobain pake sepatu ini saat manggung atau di video klipnya.

Seiring fenomena grunge meledak di 90-an, Indonesia pun tak luput terjangkiti. Semua muda-mudi grunge Indonesia pasti rambutnya gondrong anti sisir, pake baju flannel kotak-kotak, jeans skinny butut dan cenderung sobek, serta sepatu converse chuck taylor. Ini udah kostum standar anak grunge dunia.

Harganya cenderung murah di banding brand-brand di atas, karena mungkin bahannya yang terbuat dari kanvas, dan bukan kulit. Karakter sepatu Converse Chuck Taylor yang terkenal adalah, semakin butut dan kumal, maka sepatu ini jadi lebih keren. Ditambah lem yang selalu lepas dibagian patahan lekukan telapan kaki. Meninggal bentuk tersendiri yang jadi legendaris. Sampe sekarang, Converse Chuck Taylor dipake dari setiap strata sosial masyarakat Indonesia. Memang keren ini sepatu.
http://www.youtube.com/watch?v=c3F2UcLm6ss

5. Levi's
Berasal dari Amerika, seorang bernama Levi Strauss menciptakan denim pada tahun 1853. Levi’s adalah pelopor jeans pertama. Serupa dengan sejarah boot, denim sebenarnya dibuat atau didesain untuk para pekerja fisik. Dengan bahan fabric yang tebal dan tidak mudah sobek, sangat cocok untuk aktivitas fisik.

Levi’s 501 adalah produk legendarisnya. Dan pada tahun 50-an dan 60-an, Levi’s adalah celana denim popular di berbagai subkultur anak muda, termasuk mod, rocker, hippies dan skinhead.


Nah yang keren nih, saking fenomenalnya ini jeans, Levi’s menggunakan lagu-lagu lama yang popular untuk tv-commercial-nya, mulai dari pop sampe punk. Di antaranya, Eddie Cochran yang merupakan musisi penting di balik lahirnya rock, terus ada Marc Bolan yang jadi pioneer musisi glam-rock, dan punker Inggris yang cerdas, The Clash.
Berkat itu semua, jeans Levi’s jadi diterima di semua genre musik … apapun itu. Benar jadi kaya virus yang menjangkiti anak muda dengan subkultur-nya yang unik.

Layaknya sepatu Converse, celana jeans yang butut, kumal, dan sobek menjadi kekhasan tersendiri bagi para penggemar denim Levi’s. Di Indonesia sendiri, penggemar Levi’s jangan ditanya lagi, buanyaak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar